Game Level 1 Day 6, KOMUNIKASI PRODUKTIF , WIDYASTUTI BUNSAY#4 SUMATRA1






Bismillahirrahmanirrahiim
Hari ini tanggal merah, yeaaaay hari bersama keluarga, namun bersama keluarganya di rumah saja, Ayah lagi banyak kerjaan, hmm kasian juga liat ayah kerja seperti tidak ada liburnya, sementara kami sebenernya ingin memiliki waktu me time yang seharusnya bisa kami rasakan bersama.  Tapi tak apalah, bunda bersyukur dengan semuanya. Lihat semua anggota keluarga sehat, makan cukup teratur bergizi, ada gelak tawa dalam rumah ini, sudah seperti surga semuanya.

Walaupun tak dipungkiri, saya sebagai istri gemas gemas gimana gt, ketika tahu suami saya masih disindir ketika telat berangkat ke kantor, padahal tak jarang setiap hari beliau begadangan sampai pagi,  bangun tidur sudah buka leptop lagi, sampai siang sebelum berangkat ke kantor, atau kadang malah udah rapi mau berangkat ditelpon untuk mengerjakan request pekerjaan saat itu juga, akhirnya beliau menyalakan leptop lagi, menyeleseikan pekerjaan dan akhirnya sampai kantor telat lagi.

Terkadang ikutan gemas pisan ketika dia dibully tidak pernah mengajak istrinya jalan jalan, ,hmmm padahal ya beliau sering lembur karena banyak pekerjaan yang harus beliau seleseikan walaupun kadang kadang itu pekerjaan mereka yang suka membully. Dan lagi, apa iya kalau kita jalan jalan harus diekspose hihi… bunda jadi gemas gemas gimana gt. Kalau kata ayah, orang yang suka ngomongin kita jarang jalan jalan, mungkin mereka sendiri yang kurang jalan jalan.  Kalau orang yang sudah terbiasa jalan jalan, tidak akan ada pikiran seperti itu ke orang lain.

Hihiii bunda malah curhat, sekalian sebagai pengingat diri sendiri, agar lisan kita tidak mengurangi ke qonaah an orang lain.
Sebenernya, tentang komunikasi produktif ini, akan lebih banyak hal yang bisa kami ceritakan jika saya memilih partner saya dalam game ini adalah suami saya. Karena akan banyak moment yang tepat banget dibangun ketika kami menerapkan komunikasi produktif. Baiklah, karena suatu hal dan lain hal, moment moment seperti ini kami simpan sendiri, belum bisa kami ke share :D . Insyaa ALLAH tetap kami berusaha menerapkan point point dalam komunikasi produktif bersama pasangan, walaupun tidak tertuang dalam tulisan.
We love you Ayah, muuuuuuuuuuuuuuaaachhhh

Okay kembali ke leptop, Haloo kayyisa apa kabar hari ini. Sore ini bunda mau masak spinach fettucine carbonara untuk menu sore dan sop daging untuk menu besok pagi, karena masak soup dagingnya menggunakan slowcooker yang butuh waktu cukup lama. Bunda mulai potong potong daging dan bumbu, Kayyisa antusias ikut memasak, Cuma karena bunda masih lemes, jadi ketika kayyisa mulai aktif ikut memasak, bunda belum bisa mengiyakan semua keinginannya. Kayyisa keluar masuk rak bawah kompor, menarik narik rok bunda untuk mengajak main, dsb. Bunda harus tetap stay cool, tidak boleh marah ya, gunakan komunikasi produktif, agar suasana tetap menyenangkan. Akhirnya ayah mengajak kayyisa main di luar, karena kasian melihat bunda kewalahan memasak sambil mengajak main kayyisa.

Setelah acara memasak selesei, bunda memanggil ayah dan kayyisa. Karena hari sudah sore menjelang magrib, saatnya main di dalam rumah. Tetiba ayah cerita Kayyisa habis jatuh, dan bunda lihat memang ada luka berdarah di lututnya. Well, lagi dan lagi, setiap diasuh ayahnya, pulang pulang membawa tato baru di badannya :D, padahal biasanya kalau ngajak main di luar bunda selalu memakaikan celana panjang ke kayyisa, untuk membiasakannya menggunakan baju panjang ketika di luar, dan juga sebagai tindakan preventife apabila kayyisa jatuh tidak terlalu terluka ataupun melindungi kulitnya dari gatal2, sengatan hewan, dsb. Dan, tadi kecolongan ayah ngajak keluar kayyisa dengan celana pendek.


Baiklah, saya lihat darah segar masih mengucur di lututnya, tapi sama sekali dia tidak menangis. Alhamdulillah. Bunda pun mengapresiasi dan mengajaknya sambil membersihkan lukanya menggunakan kapas yang dibasahi air matang hangat.
“Kayyisa abis jalan jalan sama ayah kemana?” Tanya bunda. “Kakak, dak dak dak” sambil nunjuk arah jalan luar. Yang artinya, Kayyisa habis main sama kakak, terus kayyisa jatuh. Dia menunjuk arah lututnya. “Pinter, Alhamdulillah, kayyisa pinter, gak nangis ya, dibersihkan dulu ya sama bunda, biar gak ada infeksi”, bunda bercerita banyak dengan kayyisa untuk menghiburnya dari rasa sakit.
Alhamdulillah, tidak ada drama dalam merawat lukanya ini.

Palembang, September 11 , 2018

Komentar

Postingan Populer