Game Level 1 Day 5, KOMUNIKASI PRODUKTIF , WIDYASTUTI BUNSAY#4 SUMATRA1
Bismillahhirrahmanirrahiim…
Assalamu’alaikum.
Pagi ini Kayyisa bangun subuh seperti biasa. Ayah ke
masjid, Kayyisa sudah bangun, padahal semalam dia tidur juga sudah larut sekali
sekitar jam 11an. Qadarallah hari ini kondisi bunda masih kurang fit, sehingga
ayah membiarkan bunda baringan nambah jam tidur lagi, dan Alhamdulillah kayyisa
bisa mengerti kondisi ini, diapun ikut tiduran lagi, setelah bunda mengajaknya
untuk tidur lagi. Namun tetap kayyisa yang bangun terlebih dahulu hehehe, ya Kayyisa
memang anak yang tidak suka tidur.
Karena bunda bangun nya siang dan memang kurang fit,
banyak task kegiatan domestic yang bunda ignore terlebih dahulu. Bunda mendahulukan
masak menu dewasa dan menu anak anak, agar semua semangat makan. Kayyisa pun
main bersama ayah di luar.
Ketika masakan sudah siap, bunda panggil ayah dan
kayyisa, tak selang berapa lama, terdengar suara tangisan dari Kayyisa,
tangisan serius. (Kayyisa jarang menangis serius, jika tidak ada sesuatu yang
memang dirasa sakit betul, Alhamdulillah, masyaa ALLAH, taabaarakallah, untuk
kelebihan kayyisa ini).
Awalnya bunda pikir, kayyisa menangis karena tidak mau
diajak masuk untuk makan, tetapi ini tangisannya beda. Ayah kemudian masuk
sambil menggendong Kayyisa, kemudian mencuci tangan dan kaki mereka. Kayyisa
masih menangis dengan muka yang serius menangis walaupun suara nya tidak begitu
keras.
Ayah tidak segera menceritakan kejadian, beliau masih
bersikap tenang. Hingga akhirnya bunda gusar dan bertanya.
Ayah (A), Bunda (B), dan Kayyisa (K).
B: Kayyisa kenapa nangis? Masih mau main di luar ya?
A: Kayyisa dicakar kucing Bun.
Deg, bunda kaget bukan kepalang, karena kucing yang
biasa main ke rumah ini beberapa minggu ini memang sedikit galak, sudah 2 teman
kayyisa yang dicakar dan menangis, sekarang giliran kayyisa. Tapi bunda belajar
tetap tenang, karena ayah saja juga tenang. Bunda pun meraih kayyisa, untuk
bunda gendong dan peluk.
B: ooo kayyisa dicakar kucing to dek? Kenapa tadi
dicakarnya?
Kayyisa nangis dalam dekapan bunda.
A: hehe tadi kayyisa mbedo kucinge lo bun (Tadi
kayyisa nggodain kucingnya, pake sandal pinknya itu, tiba2 kucingnya cakar
kayyisa terus lari pergi, karena ayah kaget, reflek nolongin kayyisa, kucingnya
langsung lari.
B: mana yang dicakar ya? (Tanya bunda)
A: Ini bund, tangan sebelah kiri (ayah nunjukin bekas
cakarannya)
Kayyisa masih mewek mewek tetapi sudah berhenti menangis,
dan memang banyak bekas cakaran dan berdarah. Tapi dia ikut memahami diskusi
kami.
B: ayah, bahaya nggak ini? rabies atau apalah itu.
A: Insyaa ALLAH aman bund, kucing hewan yang bersih,
kalau yang gigit tikus, anjing atau hewan yang lain, harus segera kita beri
tindakan, insyaa ALLAH ini udah dibersihin.
B : sakit gak ya yah? Apalagi nanti pas dimandiin
pasti perih banget kena sabun.
A: Insyaa ALLAH enggak bun, tapi adek pinter gak
nangis yang kejer, dia nangis karena memang sakit dan pasti karena kaget,
karena kucing nya nyakarnya cepet banget terus langsung lari tadi.
B: hummm, Alhamdulillah yah, walaupun gak nangis
kejer, kita biarkan dulu dia mengeluarkan emosinya, emosi dia saat ini
menangis, biar dia lega, biar kemudian bisa memanage emosinya. (jawab bunda kepada Ayah)
B: Alhamdulillah, Kayyisa pinter ya, anak strong, nangisnya Cuma sebentar, kaget ya tadi. (bunda dan ayah berusaha mengapresiasi dan menghiburnya). Lain kali, kucingnya jangan digangguin ya dek, kemaren kak Naura dan kak Syabil juga abis dicakar meong itu juga ya.
B: Alhamdulillah, Kayyisa pinter ya, anak strong, nangisnya Cuma sebentar, kaget ya tadi. (bunda dan ayah berusaha mengapresiasi dan menghiburnya). Lain kali, kucingnya jangan digangguin ya dek, kemaren kak Naura dan kak Syabil juga abis dicakar meong itu juga ya.
Ayah dan bunda mencoba menjelaskan kayyisa untuk tidak
mengganggu hewan ataupun orang lain, menghargai privacy yang lain, supaya tidak
terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Alhamdulillah kayyisa sudah tidak menangis dan mewek
lagi, bunda memberinya minum kesukaan dia. Kemudian memandikannya. Pada saat
memandikan, bunda pun berhati2 supaya tidak perih bekas luka luka cakaran
kucingnya.
setelah mandi dan sarapan, bunda melanjutkan pekerjaan domestic, yaitu membersihkan rumah, biasanya sebelum ayah berangkat kerja, rumah sudah dalam keadan bersih, sudah sarapan semua, sudah tidak ada cucian piring, namun karena bunda agak kurang fit, bunda kerjakan sangat sangat slow sekali.
Bunda membereskan, merapikan dan menyapu rumah,
Kayyisa pun ikut serta :D
Dia mulai meraih gagang sapu bunda untuk ikutan
menyapu. Well, mari kita buat suasana menjadi asyik,
B : Kayyisa mau bersih bersih rumah ya, sulak kayyisa
mana, Kayyisa beresih kamar Kayyisa ya..
K: Kayyisa girang, sapu bunda dilepas, dia lari
mengambil sulaknya dan menuju kamar untuk membersihkan kamarnya (kamarnya sudah
bunda sapu terlebih dahulu, sehingga kayyisa lebih gampang mainnya disana)
Alhamdulillah dia sibuk menyapu2 kamar nya menggunakan
sulak, bunda lanjut nyapu ruangan, tiba tiba kayyisa sudah muncul di dekat
bunda, dia melihat spon bedak bunda yang sobek yang disapu bunda, dipungutnya
dipegang lalu duduk di depan bunda tepat di kumpulan debu2 sapu berkumpul. Bunda
segera memberitahukan kayyisa untuk pindah ke depan.
B: Kayyisa, pindah dl ya sayang, itu kotor, mau bunda
sapu dl.
Kayyisa masih sibuk dan konsentrasi penuh dengan spon
yang robek itu, bunda segera mengangkat Kayyisa untuk pindah, tapi
kesalahannya, bunda mengangkat pakai tangan satu, sebenarnya bunda pelan dan
tidak kasar. Tiba tiba kayyisa menangis, nangis kejer. Ya ALLAH, kayyisa kenapa
ini, bunda segera taruh sapu yang ada di tangan kanan bunda. Bunda peluk
kayyisa yang masih menangis kejer.
B: Kayyisa kenapa? Ada yang sakit?
Bunda cek semua badannya, apa mungkin bunda salah Tarik
dan gendong, apa sebenernya sudah ada yang sakit,terus ketika bunda gendong ada
yang jadi tambah sakit, dia memegangi tangan kanan nya seolah menunjukkan
bagian tubuhnya yang sakit. Astaghfirullah, kasian bunda liatnya, sepertinya
memang sakit beneran. Yang dicakar sebelah kiri, kenapa ini dengan yang kanan.
Bunda langsung bersihin, dan nenenin kayyisa di kamar,
dia masih megangin terus tangannya, nenen sambil terkadang nangis.
B: Kayyisa , bunda minta maaf ya, tadi bunda kurang
halus ya? Atau ada yang sakit karena bunda. Bunda minta maaf ya sayang, bunda
sayang Kayyisa. (bunda peluk dan cium kayyisa nya)
Mungkin karena dia juga sangat mengantuk, karena jam
tidur yang minim, setelah menangis dan nenen, diapun tertidur. Bunda segera
memberitahukan kepada Ayah tentang ini, takut kenapa kenapa dengan kayyisa. Sementara
kami biarkan kayyisa tidur dulu, karena kalau mau dipijit sekarang kasian, kami
siapkan minyak bubut dan minyak tawon untuk P3K terlebih dahulu.
Bunda segera menyeleseikan pekerjaan domestic dan
menuliskan cerita ini terlebih dahulu, sebelum kemudian Kayyisa bangun.
Semoga Kayyisa sehat terus ya nak…
Alhamdulillah, pagi ini kami bisa menerapkan beberapa
point dari komunikasi produktif.
Palembang, September 10, 2018
Aliran Rasa
Komentar
Posting Komentar