Rugi-Rugi Daya pada Pemahaman Pesan Tertulis
Sering kita membaca sesuatu/pesan tetapi tidak dengan mudah kita pahami, terkecuali untuk orang2 dengan ilmu dan tingkat konsentrasi yang tinggi. Terlebih pesan/tulisan yang disampaikan tersebut tanpa melihat atau mendengar ekspresi dari pemberi pesan.
Just for shared, ada beberapa kasus miss communication yang pernah muncul akibat kesalah pamahaman dalam memahami arti pesan yang disampaikan lewat email, surat ataupun pesan singkat via ponsel. Ketika pesan terkirim, bisa jadi penerima akan dengan mudah memahami maksud pesan tersebut, tapi bisa jadi ini akan menimbulkan selisih penerimaan, mungkin dalam bahasa ilmu arus adalah rugi2 daya, sehingga efisiensinya tidak 100%, karena output yang diterima lebih kecil dari input.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan rugi2 daya pemahaman pada komunikasi via tertulis, tapi disini cuma mengulas sedikit penyebab Rugi-rugi daya pada Pemahaman pesan tertulis yang berupa kondisi dan keadaan hati sang penerima saat membacanya.
Yap, semua bisa jadi tergantung bagaimana kondisi dan keadaan hati sang penerima saat membacanya, misalnya tipe2 berikut ini:
1. Terlalu berpikir positif; ketika pengirim pesan menyampaikan ketidak setujuan secara halus/ sesuatu yang bernilai negatif, bisa jadi penerima akan menganggap lain, dan berpikir positif terhadap isi pesan, so, pastilah tidak match.
2. Super sabar: dia akan menghadapi dan merespon dengan penuh kesabaran, biasanya ini kemungkinan terjadi rugi2 daya sangat kecil.
3. Super cuek, ketika pesan yang dikirim dianggap perlu untuk mendapatkan respon, ini akan dianggap biasa saja, dan mungkin respon yang diberikan cukup sebagai syarat bahwa pesan sudah diterima, atau malah norespon.
4. Humoris, ketika pesan mengandung isi yang serius, sang penerima malah tertawa ngakak berpikir bahwa pengirim sedang bercanda dan memiliki tingkat kelucuan yang sangat tinggi. Parahnya, dia akan mengirim lawakan yang serupa yang justru bisa memembesarkan nilai rugi2 daya.
5. Terlalu serius, pesan bisa aja sebenarnya hal yang sederhana, simple, just joke,intermezzo atau apalah, berhubung si pembaca terlalu serius, dia keluarkan semua rumus aritmatika, optimasi, akuntansi dsb, dan menganggap cukup gawat untuk diperhatikan lebih serius.
6. Lebay, ini dia, pesan yang disampaikan mungkin sederhana sama kasus nomer 4, tapi bisa jadi penerima langsung nangis guling2, marah abis2an, mengumpat dua hari dua malam, drop, mejudge si pengirim terlalu jahat, males, menderita, melankolis or some kind like that lah, padahal sebenarnya si penulis nulis itu hanya iseng or nyantai, ringan banget gitu, parah banget klo si penerima sampe telpon instansi yang berkaitan. Waawwww lebay banget nih.
7. Gampang terkompori, dia justru malah akan menambahi atau menyemangati untuk hal2 yang lebih bersifat nekad, ato anarkis mungkin.
8. Super sibuk, semuanya sudah harus terschedule lebih dulu. Dia hanya membaca sekilas saja, jika tidak ada tanda pentung/ eh tanda seru ding (!) ato pengirim bukan nama2 yang sudah diurutkan sesuai tingkat priority, maka dia akan memasukkan ke antrian berikutnya.
9. Resmi banget, apapun isi pesan akan direspon dengan kaidah dan aturan2 yang telah ditetapkan dan disahkan, bahkan isi responya pun memakai EYD. Mantab.
10. Hobi tidur, pasti bawaannya akan dibawa ke mimpi, atau gak bakal direspon sampai bangun tidur.
11. Bisnis oriented, semua akan disangkut pautkan dengan bisnis dan keuntungan.
Berikut ni contoh isi pesan yang diterima
“Mau apa nih sebenarnya, mau aku lempar sandal apa???”
Mungkin seperti ini beberapa kemungkinan respon yang akan muncul dari tipe2 yang tersebut di atas:
• Terlalu berpikir positi: “Waw aku mau dikasih sandal euy, lumayan sepertinya sendalku udah waktunya ganti, rejeki rejeki rejeki.”
• Super sabar: “hmm mungkin dia masih emosi, nanti saja akan kutelpon dia”. (wiks, jangan sampe saking sabarnya penerima pesan baru dua bulan kemudian menelpon pengirim pesan,,,hehe.. >>>ini aku yang lebay deh)
• Super cuek :”Gut Job” or “Suka-suka kamu deh”.
• Humoris : “Jangan sandal dung, sekalian iphone aja, wkwkwkwk..”
• Terlalu serius : “Sabar buuuuk, tenangkan pikirian kita dulu, tarik nafas dalam2, hembuskan, gak bisa dibicarain baik-baik dl ta? Pasti ada jalan lain selain emosi begini, ini tidak baik.”
• Lebay: “Hiks jahat banget sih nih orang, tega banget aku dlempar sandal, seburuk itu kan aku, bla blab la blab la…. Nangis guling2, gak makan 3 bulan. (padahal si pengirim salah kirim sms, dan critanya lagi berantem ama cica” yang tiap hari gangguin penulis..hoho…)
• Gampang terkompori : “Hwaaa elu ngajak berantem nih, gak usah pake sms, ketemuan aja, gue tunggu elu di enggok2an” (saking marahnya dia kepleset ngomong bahasa gaulnya, hehehe..)
• Si super sibuk,”Hmmm nglempar sandalnya ntar aja ya abis makan siang, coz pagi ini masih ada meeting penting ama BM”. (waaaaw… bener2 nih orang terschedule banget, jangan2 daftar bersinnya udah ada jamnya sendiri).
• Terlalu resmi: “Mohon maaf sebelumnya pak, saya sebagai ……… demikian pesan ini saya sampaikan, untuk kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.” (hah, tau deh apa yang terjadi jk pengirim pesan menerima respon seperti itu…udah ditinggal bubuk kali ya…)
• Si tidur,”ntar aja ktemuan di mimpi, kita lempar2an sandal disana”, padahal tuh pesan belum direspon di dunia nyata.
• Bisnis oriented: “waw gimana caranya ya, agar tuh orang nglempar sandal sepasang sekalian, sandal yang terbaru & termahal yang dimilikinya, klo perlu yang masih ada labelnya,klo dijual pasti masih laku…’then’’berpikir strategi: mode on”.
“Mau apa nih sebenarnya, mau aku lempar sandal apa???”.
Klo Cuma sekilas emang ni tulisan biasa aj, tp bisa berarti macem2 kan??? Ya sesuai dengan keinginan penulis menyampaikan. Itu hanya salah satu contoh saja.
Tentu saja, ulasan di atas bisa aja kurang valid, Cuma sekedar nulis, beberapa kasus yang pernah aku temui, mungkin aku sendiri yang mengalami ato ngutip dari curhatan temen.
So, mengenal dengan baik karakter seseorang si penulis pesan itu termasuk salah satu peminimalis terjadinya rugi2 daya, tapi juga tidak berlaku selamanya, misalnya biasanya penulis tersebut tipe orang yang serius dan tiba2 dia ingin menuliskan sesuatu sekedar buat lelucon, nah looo, klo gak diconfirm bisa jadi akan dianggap serius beneran, begitu juga sebaliknya atau karakter2 yang laen,
Ntar ah, klo ada kesempatan mengadakan pengamatan terhadap orang2 sekitar and siapa tau dapet penunjang dari buku atau situs2 tentang case ini, biar tulisan ini bener2 valid, dan kalimat2ku bisa tersusun lebih simple, biar gak kayak novel yang panjangnya udah kayak jalan anyer-panarukan gini. (tapi gak janji looo, janji itu utang, utang itu wajib dibayar, dan bisa jadi orang yang dijanjiin akan menunggu sampe mati, nah klo aku janji pada diriku sendiri??? Hohoo...
Note : Kevalidan data di tanggung penumpang sendiri-sendiri.
maklum ni tulisan murni dari otak sendiri belum dikasih bumbu dari luar hehe…
Just for shared, ada beberapa kasus miss communication yang pernah muncul akibat kesalah pamahaman dalam memahami arti pesan yang disampaikan lewat email, surat ataupun pesan singkat via ponsel. Ketika pesan terkirim, bisa jadi penerima akan dengan mudah memahami maksud pesan tersebut, tapi bisa jadi ini akan menimbulkan selisih penerimaan, mungkin dalam bahasa ilmu arus adalah rugi2 daya, sehingga efisiensinya tidak 100%, karena output yang diterima lebih kecil dari input.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan rugi2 daya pemahaman pada komunikasi via tertulis, tapi disini cuma mengulas sedikit penyebab Rugi-rugi daya pada Pemahaman pesan tertulis yang berupa kondisi dan keadaan hati sang penerima saat membacanya.
Yap, semua bisa jadi tergantung bagaimana kondisi dan keadaan hati sang penerima saat membacanya, misalnya tipe2 berikut ini:
1. Terlalu berpikir positif; ketika pengirim pesan menyampaikan ketidak setujuan secara halus/ sesuatu yang bernilai negatif, bisa jadi penerima akan menganggap lain, dan berpikir positif terhadap isi pesan, so, pastilah tidak match.
2. Super sabar: dia akan menghadapi dan merespon dengan penuh kesabaran, biasanya ini kemungkinan terjadi rugi2 daya sangat kecil.
3. Super cuek, ketika pesan yang dikirim dianggap perlu untuk mendapatkan respon, ini akan dianggap biasa saja, dan mungkin respon yang diberikan cukup sebagai syarat bahwa pesan sudah diterima, atau malah norespon.
4. Humoris, ketika pesan mengandung isi yang serius, sang penerima malah tertawa ngakak berpikir bahwa pengirim sedang bercanda dan memiliki tingkat kelucuan yang sangat tinggi. Parahnya, dia akan mengirim lawakan yang serupa yang justru bisa memembesarkan nilai rugi2 daya.
5. Terlalu serius, pesan bisa aja sebenarnya hal yang sederhana, simple, just joke,intermezzo atau apalah, berhubung si pembaca terlalu serius, dia keluarkan semua rumus aritmatika, optimasi, akuntansi dsb, dan menganggap cukup gawat untuk diperhatikan lebih serius.
6. Lebay, ini dia, pesan yang disampaikan mungkin sederhana sama kasus nomer 4, tapi bisa jadi penerima langsung nangis guling2, marah abis2an, mengumpat dua hari dua malam, drop, mejudge si pengirim terlalu jahat, males, menderita, melankolis or some kind like that lah, padahal sebenarnya si penulis nulis itu hanya iseng or nyantai, ringan banget gitu, parah banget klo si penerima sampe telpon instansi yang berkaitan. Waawwww lebay banget nih.
7. Gampang terkompori, dia justru malah akan menambahi atau menyemangati untuk hal2 yang lebih bersifat nekad, ato anarkis mungkin.
8. Super sibuk, semuanya sudah harus terschedule lebih dulu. Dia hanya membaca sekilas saja, jika tidak ada tanda pentung/ eh tanda seru ding (!) ato pengirim bukan nama2 yang sudah diurutkan sesuai tingkat priority, maka dia akan memasukkan ke antrian berikutnya.
9. Resmi banget, apapun isi pesan akan direspon dengan kaidah dan aturan2 yang telah ditetapkan dan disahkan, bahkan isi responya pun memakai EYD. Mantab.
10. Hobi tidur, pasti bawaannya akan dibawa ke mimpi, atau gak bakal direspon sampai bangun tidur.
11. Bisnis oriented, semua akan disangkut pautkan dengan bisnis dan keuntungan.
Berikut ni contoh isi pesan yang diterima
“Mau apa nih sebenarnya, mau aku lempar sandal apa???”
Mungkin seperti ini beberapa kemungkinan respon yang akan muncul dari tipe2 yang tersebut di atas:
• Terlalu berpikir positi: “Waw aku mau dikasih sandal euy, lumayan sepertinya sendalku udah waktunya ganti, rejeki rejeki rejeki.”
• Super sabar: “hmm mungkin dia masih emosi, nanti saja akan kutelpon dia”. (wiks, jangan sampe saking sabarnya penerima pesan baru dua bulan kemudian menelpon pengirim pesan,,,hehe.. >>>ini aku yang lebay deh)
• Super cuek :”Gut Job” or “Suka-suka kamu deh”.
• Humoris : “Jangan sandal dung, sekalian iphone aja, wkwkwkwk..”
• Terlalu serius : “Sabar buuuuk, tenangkan pikirian kita dulu, tarik nafas dalam2, hembuskan, gak bisa dibicarain baik-baik dl ta? Pasti ada jalan lain selain emosi begini, ini tidak baik.”
• Lebay: “Hiks jahat banget sih nih orang, tega banget aku dlempar sandal, seburuk itu kan aku, bla blab la blab la…. Nangis guling2, gak makan 3 bulan. (padahal si pengirim salah kirim sms, dan critanya lagi berantem ama cica” yang tiap hari gangguin penulis..hoho…)
• Gampang terkompori : “Hwaaa elu ngajak berantem nih, gak usah pake sms, ketemuan aja, gue tunggu elu di enggok2an” (saking marahnya dia kepleset ngomong bahasa gaulnya, hehehe..)
• Si super sibuk,”Hmmm nglempar sandalnya ntar aja ya abis makan siang, coz pagi ini masih ada meeting penting ama BM”. (waaaaw… bener2 nih orang terschedule banget, jangan2 daftar bersinnya udah ada jamnya sendiri).
• Terlalu resmi: “Mohon maaf sebelumnya pak, saya sebagai ……… demikian pesan ini saya sampaikan, untuk kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.” (hah, tau deh apa yang terjadi jk pengirim pesan menerima respon seperti itu…udah ditinggal bubuk kali ya…)
• Si tidur,”ntar aja ktemuan di mimpi, kita lempar2an sandal disana”, padahal tuh pesan belum direspon di dunia nyata.
• Bisnis oriented: “waw gimana caranya ya, agar tuh orang nglempar sandal sepasang sekalian, sandal yang terbaru & termahal yang dimilikinya, klo perlu yang masih ada labelnya,klo dijual pasti masih laku…’then’’berpikir strategi: mode on”.
“Mau apa nih sebenarnya, mau aku lempar sandal apa???”.
Klo Cuma sekilas emang ni tulisan biasa aj, tp bisa berarti macem2 kan??? Ya sesuai dengan keinginan penulis menyampaikan. Itu hanya salah satu contoh saja.
Tentu saja, ulasan di atas bisa aja kurang valid, Cuma sekedar nulis, beberapa kasus yang pernah aku temui, mungkin aku sendiri yang mengalami ato ngutip dari curhatan temen.
So, mengenal dengan baik karakter seseorang si penulis pesan itu termasuk salah satu peminimalis terjadinya rugi2 daya, tapi juga tidak berlaku selamanya, misalnya biasanya penulis tersebut tipe orang yang serius dan tiba2 dia ingin menuliskan sesuatu sekedar buat lelucon, nah looo, klo gak diconfirm bisa jadi akan dianggap serius beneran, begitu juga sebaliknya atau karakter2 yang laen,
Ntar ah, klo ada kesempatan mengadakan pengamatan terhadap orang2 sekitar and siapa tau dapet penunjang dari buku atau situs2 tentang case ini, biar tulisan ini bener2 valid, dan kalimat2ku bisa tersusun lebih simple, biar gak kayak novel yang panjangnya udah kayak jalan anyer-panarukan gini. (tapi gak janji looo, janji itu utang, utang itu wajib dibayar, dan bisa jadi orang yang dijanjiin akan menunggu sampe mati, nah klo aku janji pada diriku sendiri??? Hohoo...
Note : Kevalidan data di tanggung penumpang sendiri-sendiri.
maklum ni tulisan murni dari otak sendiri belum dikasih bumbu dari luar hehe…
Komentar
Posting Komentar